SELAMAT DATANG DI GROW REKOLEKSI ,PELATIHAN SDM DAN MOTIVASI GROW REKOLEKSI MOTIVASI - INSPIRASI: Juli 2012

Selasa, 17 Juli 2012

CARA SUKSES JADI SALESMAN


5 MOTIVASI YANG MEMBUAT SALESMAN SUKSE

1. Kerja Keras
     Tentu ini 
dasar utama keberhasilan seorang sales person!

     Kata mutiara motivasi : Di dunia ini tidak ada yang namanya kegagalan,   
     yang ada  adalah kita kurang bekerja keras.

2. Pantang Menyerah
     Banyak sales person berhenti di tengah jalan hanya karena mudah 
     menyerah .

     Pesan Motivasi : Menyerahlah jika peluang benar-benar sudah habis. Tapi   
     selagi masih ada satu harapan, Raihlah dengan kerja keras dan anda pasti 
     SUKSES.

3. Menjaga Kehormatan
     Kejujuran adalah modal utama membangun sebuah kepercayaan. Karena 
     atas dasar kepercayaan itulah usaha penjualan akan terus berkembang  
     sampai pada hasil yang di harapkan.

     Pesan Motivasi yang bisa kita raih adalah “Kejujuran  merupakan pintu 
     masuk sebuah jalan kesuksesan “

4. Terus belajar
     Jangan pernah terlalu puas akan omset kita hari ini, karena di dunia 
     penjualan omset hari ini merupakan sejarah yang cukup di simpan 
     sebagai pembelajaran. Dan hari esok adalah omset baru yang harus di 
     raih. .

5. Menjaga Kepercayaan
     banyak sales person yang tidak bisa menjaga hal yang satu ini. Begitu 
     besar godaan di dunia penjualan. Namun percayalah bahwa dengan 
     menjaga kepercayaan dan etika bisnis , apa yang menjadi tujuan utama  
     kita sampai pada puncak karir akan bisa berhasil dan terwujud.


selamat sukses..





READ MORE - CARA SUKSES JADI SALESMAN

RPP BERPOLA PPR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-PPR


SEKOLAH            : 
Mata Pelajaran      : 
Kelas / Semester  : 
Aloksi Waktu        : ... x jam pelajaran 


I. Standar Kompetensi : diambil dari Standar Isi atau Silabus
II. Kompetensi Dasar.
a. Kompetensi Dasar matapelajaran (diambil dari Standar Isi atau Silabus Matapelajaran yang bersangkutan)
b. Kompetensi Dasar Nilai Kemanusiaan (sesuai dengan nilai kemanusiaan yang dikembangkan dan diperjuangkan di sekolah / yayasan)
Beberapa contoh KD Nilai Kemanusiaan, misalnya :
• Membangun persaudaraan dengan sesama untuk mewujudkan kehidupan kelas yang nyaman dan damai
• Berperilaku jujur dalam setiap kegiatan untuk membangun pribadi yang dapat dipercaya
• Membangun solidaritas terhadap sesama yang memerlukan dukungan
• Mensyukuri rahmat Tuhan yang diterima dalam kehidupan sehari-hari
• Melestarikan alam untuk mewujudkan lingkungan yang aman dan nyaman bagi kehidupan manusia dan semua ciptaan

III. Indikator Ketercapaian KD 
1. Indikator menyatakan apa yang dapat dilakukan / dikerjakan / dikuasai oleh siswa setelah siswa malakukan kegiatan pembelajaran. 
2. Dalam menyusun indicator, tentukan materi pokok untuk mendukung ketercapaian KD. Indikator dapat dirumuskan dengan menambahkan kata kerja pada meteri pokok. Kata kerja tidak lebih tinggi dari kata kerja pada KD (lihat taksonomi Bloom).
a. untuk aspek pengetahuan misalnya : menyebutkan, mendeskripsikan, mendaftar, mengidentifikasi, membandingkan, menyimpulkan konsep, menerapkan konsep, menghitung, menemukan hubungan, menganalisis, mengevaluasi, ....
b. untuk aspek ketrampilan (kinerja dan atau produk) misalnya : menggambarkan, melukis, melakukan pengukuran, melakukan percobaan, melakukan gerakan, memperagakan, mendemonstrasikan, membuat produk, mempraktikkan, ....
c. untuk aspek sikap (nilai kemanusiaan) misalnya : 
• KD persaudaraan  bekerjasama, menghargai, mendengarkan, berkomunikasi santun, ...
• KD jujur  tidak nyontek saat ulangan, tidak berbohong, menghargai hak orang lain, ...
• KD solidaritas  membantu teman, berkorban, menyisihkan uang saku, menolong yang susah, ...
• KD bersyukur  beterima kasih, berdoa, bersyukur karena ..., gembira (bahagia) karena ...
• KD melestarikan lingkungan  bersyukur atas alam, memelihara lingkungan kelas, meletakkan sampah di tempatnya, ....

IV. Materi Pembelajaran, Alat Pendukung Pembelajaran dan Metode
a. Materi pembelajaran dipilih untuk mendukung ketercapaian KD sesuai yang dirumuskan dalam indikator. Materi pelajaran dapat diambil dari : Buku Teks, Rekaman kejadian (audio atau video), cerita dari yang mengalami langsung, dokumentasi (gambar, klipping, ...)
b. Alat Pendukung pembelajaran : alat-alat yang digunakan untuk memperjelas, memperlancar dan memudahkan proses pembelajaran, seperti alat-alat untuk praktik (demonstrasi), alat peraga, ...
c. Metode pembelajaran dipilih dan disesuaikan dengan Indikator ketercapaian Kompetensi Dasar yang ditentukan, sedapat mungkin dipilih metode dimana siswa aktif sebagai subyek belajar dan guru sebagai motivator, fasilitator dan dinamisator kegiatan belajar.

V. Ringkasan Pembelajaran.
1 RPP merupakan satu kesatuan kegiatan pembelajaran untuk mendampingi siswa dalam menguasai KD tertentu. Jika dalam 1 RPP terdapat beberapa kali pertemuan sebaiknya dibuat Ringkasan Pembelajaran untuk mempermudah memahami alur dalam RPP bersangkutan.
Ringkasan pembelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran singkat tentang alur pembelajaran dalam 1 RPP, sehingga memudahkan dalam melakukan cek terhadap pelaksanaan pembelajaran. Dalam ringkasan pembelajaran dituliskan kegiatan inti dalam pertemuan tersebut, dengan alokasi waktu 1-2 jp tiap pertemuan.

VI. Kegiatan Pembelajaran.Dalam kegiatan pembelajaran diusahakan agar siswa menjadi pusat (subyek) belajar, sehingga kegiatan pembelajaran lebih ditekankan kepada apa yang dilakukan siswa sebagai subyek belajar.
Pembelajaran perlu direkayasa sehingga selama proses pembelajaran siswa memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. Pengalaman belajar bermakna, dapat berupa : 
• pemahaman konsep yang dipelajari dan makna konsep dalam kehidupan;
• penanaman dan penghayatan nilai-nilai kemanusiaan yang diperjuangkan di sekolah
Pengalaman belajar yang ingin dicapai selama proses pembelajaran sangat menentukan bagaimana proses pembelajaran dirancang dan dilaksanakan.
Kegiatan pembelajaran : ditulis/diuraikan “apa yang dilakukan siswa” selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan guru sejauh mungkin berfungsi sebagai fasilitator dan dinamisator. Dalam setiap pertemuan, langkah pembelajaran terdiri dari :
1. Pendahuluan.
a. berisi pengantar, mengulang kembali, menggali konsep / pengetahuan yang sudah difahami siswa, ... 
b. penjelasan singkat bagaimana kegiatan pembelajaran akan berlangsung (termasuk menjelaskan nilai  

    kemanusiaan yang diperjuangkan), tujuan, kerangka pembelajaran hari ini,
2. Kegiatan inti
a. Apa yang dilakukan siswa (kelompok siswa) selama proses pembelajaran.
   Eksplorasi (menggali informasi, percobaan, mencari data, …); elaborasi (mengolah data, menemukan  
   kecenderungan, menemukan konsep); konfirmasi (kesimpulan, penegasan guru, …)
b. Guru sejauh mungkin sebagai fasilitator yang memacu agar siswa aktif dan senang belajar.
3. Kegiatan Penutup (Rangkuman pembelajaran), dapat berisi :
a. Penegasan ulang terhadap apa yang dipelajari (diperoleh) dalam pembelajaran  kesimpulan, rangkuman.
b. Pemberian tugas di rumah

Catatan : dalam kegiatan inti sejauh mungkin diusahakan agar Kerjasama kelompok menjadi bagian dari pembelajaran, termasuk di dalamnya untuk menyiapkan ulangan dengan saling uji di kelompok 4. Kegiatan kerjasama kelompok tidak serta merta menghilangkan (menggantikan) kegiatan siswa secara mandiri (pribadi).

VII. Evaluasi.
1. Evaluasi tertulis sebaiknya dengan menggunakan soal uaraian (terbuka atau terstruktur), kecuali untuk materi 

    yang memang lebih sesuai dengan soal obyektif. Soal-soal evaluasi dituliskan dalam RPP atau sebagai 
    lampiran RPP.
2. Evaluasi ketrampilan (produk atau kinerja). Untuk ketrampilan kinerja dilakukan pengamatan pada saat siswa 

    melakukan aktivitas tentang hal yang diujikan, sedangkan untuk ketrampilan produk tekanan penilaian pada 
    hasil yang dicapai oleh siswa.
3. Evaluasi terhadap sikap siswa dapat dilakukan dengan pengamatan terhadap perilaku siswa dalam 

    penghayatan nilai kemanusiaan yang diperjuangkan, dalam proses pembelajaran (termasuk kegiatan ulangan).    Untuk mempermudah penilaian dalam setiap kegiatan pembelajaran guru cukup membuat 3 kategori penilaian 
    sikap, misalnya :
    • 1(atau +) : untuk siswa yang sungguh-sungguh dalam penghayatan nilai kemanusiaan yang diperjuangkan.
    • 0(atau .) : untuk populasi siswa yang biasa
    • -1(atau -) : untuk siswa yang tidak bersungguh-sungguh dalam penghayatan nilai kemanusiaan yang 

      diperjuangkan
    • Nilai sikap diperoleh dari hasil kumulatif penilaian pengamatan dalam beberapa kali pertemuan 

      (pembelajaran), yang dapat di-skor berdasarkan hasil pengamatan tersebut.

Catatan : Untuk mendukung agar tingkat ketercapaian pembelajaran lebih baik, sebelum kegiatan evaluasi sebaiknya diadakan persiapan evaluasi dengan kegiatan saling menguji dalam kelompok 4, yang soal-soalnya sudah disediakan oleh guru. Soal ulangan sebaiknya diambilkan dari soal-soal yang sudah dilatih (dikerjakan oleh siswa) dalam kegiatan saling menguji ataupun dalam kegiatan latihan soal.
Kumpulan soal-soal latihan menjadi salah satu bank soal yang dimiliki guru

VIII. Refleksi dan Aksi
Refleksi dan Aksi merupakan cirikhas dari PPR. Agar siswa sungguh dapat semakin menghayati nilai-nilai kemanusiaan yang diperjuangkan bersama, maka guru perlu menyiapkan pertanyaan Refleksi dan Aksi yang sejalan dengan nilai kemanusiaan yang diperjuangkan.
Refleksi dan Aksi dapat dilakukan setelah semua rangkaian kegiatan pembelajaran diselesaikan (setelah evaluasi), tetapi tidak menutup kemungkinan dilakukan di setiap akhir pertemuan. Pemilihan waktu disesuaikan dengan dinamika kelas (situasi dan kondisi kelas / siswa).
Pertanyaan Refleksi.
Sebagai contoh beberapa pertanyaan Refleksi, misalnya untuk yang berkaitan dengan nilai kemanusiaan berikut :
1. Kerjasama
a. Apakah dalam kegiatan kelompok aku sudah dapat bekerjasama dengan baik ? Mengapa ?
b. Apakah pada saat latihan soal aku mau membantu temanku saat temanku mengalami kesulitan ? Mengapa ?
c. Bagaimana perasaanku saat aku membantu temanku dan berhasil ? Mengapa ?
d. Bagaimana perasaanku saat aku mendampingi temanku, tetapi tidak mudeng2 ? Mengapa ?
e. Dst. ....


2. Persaudaraan (menghargai, mendengarkan, mendukung, ...)
a. Apakah aku sungguh-sungguh mendengarkan temanku yang sedang berbicara saat diskusi kelompok ? 

    Mengapa ?
b. Apakah aku bisa menghargai pendapat temanku, walaupun mungkin pendapatnya “salah” atau “kurang tepat” 

    menurut ukuranku ? Mengapa ?
c. Apakah aku mentertawakan temanku yang berbuat salah (menjawab pertanyaan, melakukan aktivitas tertentu,  

    ...) ? Mengapa ?
d. Jika aku berbuat salah dan ditertawakan, bagaimanakah perasaanku ? Mengapa ?
e. Apakah aku suka mengejek (mentertawakan) kelemahan temanku ? Mengapa ?
f. Apakah aku dengan sukarela mau membantu temanku yang mengalami kesulitan ? Mengapa ?
g. Dst. .....

3. Solidaritas
a. Bagaimana perasaanku saat menyaksikan saudara-saudaraku yang menjadi korban banjir (dalam tayangan 

    pembelajaran) tadi ? Mengapa ?
b. Menurut yang aku bayangkan bagaimana rasanya jika aku menjadi korban banjir (atau gempa, atau bencana 

    yang lain) ?
c. Dst ....
4. Jujur
a. Apakah dalam melakukan percobaan aku sudah mencari dan mencatat data apa adanya ? Apa manfaatnya 

    bagiku ?
b. Siapa saja yang dirugikan jika aku membuat data sembarangan atau hanya mengambil data orang lain ?
c. Apakah keuntungan dan kerugianku jika aku tidak jujur dalam mengerjakan ulangan ? Mengapa ?
d. Bagaimana perasaanku jika saat ulangan aku mengetahui ada temanku yang berbuat curang ? Mengapa ?
e. Bagaimana perasaanku jika aku mengetahui telah dibohongi oleh temanku ? Mengapa ?
f. Dst. ....


5. Syukur
a. Apa saja yang perlu aku syukuri selama kegiatan pembelajaran (sekolah) berlangsung ? Mengapa ?
b. Apakah hari ini ada peristwa yang membuat hatiku gembira ? Apa ? Mengapa ?
c. Apakah hari ini ada peristiwa yang membuat hatiku sedih ? Apa ? Mengapa ?
d. Hari ini aku pantas berterima kasih kepada (teman, guru, saudara, ...), karena apa ?
e. Bakat dan potensi (dari Allah) apa saja yang pantas aku syukuri dan kembangkan ? Mengapa ?
f. Jenis kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang paling menyenangkan bagiku ? Mengapa ?
g. Dst. ...



6. Hubungan materi pelajaran dengan kehidupan
a. Apakah manfaat dari apa yang kita pelajari ini dalam kehidupan sehari-hari ? Jelaskan !
b. Apa yang akan terjadi jika semua orang membuang sampah di sungai (seperti yang kita diskusikan) ?     

    Mengapa ?
c. Apakah dampaknya terhadap lingkungan jika hal-hal yang kita diskusikan (materi pelajaran) tidak 

    mendapatkan perhatian serius ? Mengapa ?
d. Menurut pendapatku kejadian serupa ini ... (materi yang didiskusikan) dapat dicegah, jika ... Jelaskan !
e. Dst. ....

Catatan : 
1. Pilihan nilai dan pertanyaan refleksi di atas hanya sekedar contoh. Guru dapat mengembangkan sendiri yang  

    sesuai dengan KD dalam Indikator.
2. Dalam satu RPP cukup 1 atau 2 nilai kemanusiaan yang direfleksikan, yang sesuai dengan KD dan 

    Indikatornya. Nilai yang lain direfleksikan dalam RPP yang lain.
3. Refleksi dapat berupa refleksi proses pembelajaran (penghayatan nilai kemanusiaan), ataupun refleksi materi 

    pembelajaran.

Pertanyaan Aksi.
Aksi yang dapat dilakukan siswa harus berhubungan dengan refleksi yang sudah dilakukan. Aksi merupakan tindak lanjut dari refleksi. Aksi diharapkan merupakan bentuk perbaikan / penyempurnaan atau penghayatan dari apa yang direfleksikan. 
Jika refleksinya tentang kerjasama, maka aksinya juga tentang kerjasama, dst.
Aksi mencerminkan / mengungkapkan apa yang akan / bisa / sebaiknya / seharusnya dilakukan siswa / kelompok siswa / kelas / sekolah dalam menyikapi refleksi yang telah dilakukan.
Aksi dapat berupa :


a. Internalisasi nilai : 

pembatinan, pendalaman, penanaman nilai, membangun niat. Aksi bentuk ini lebih ditekankan pada pemahaman siswa tentang nilai tertentu dan apa yang sebaiknya / semestinya dilakukan (niat).
b. Pelaksanaan nilai dalam sikap hidup siswa : 

berupa tindakan nyata yang sungguh-sungguh dilakukan siswa sebagai bentuk penghayatan nilai (pertobatan). Aksi ini tercermin langsung dalam sikap / perilaku siswa sehingga mengubah sikap hidup siswa menjadi lebih baik. 
Sebagai contoh, berikut ini dituliskan beberapa pertanyaan pemandu agar siswa dapat melakukan aksi.
1. Kerjasama
a. Apa yang dapat aku lakukan agar aku lebih dapat bekerjasama dalam kegiatan kelompok ?
b. Sikap apa (yang mana) yang harus aku tinggalkan agar kerjasama dalam kelompokku dapat berjalan dengan lebih baik ?
c. dst.
2. Solidaritas
a. Apa yang dapat aku lakukan untuk membantu saudaraku yang tertimpa bencana (seperti yang didiskusikan dalam pembelajaran) ?
b. Apa yang dapat dilakukan oleh (kelasku, sekolahku, ...) untuk meringakan beban dari saudara kita yang tertimpa bencana ... ? kapan ? bagaimana dikoordinasikan ?
c. dst. ...
READ MORE - RPP BERPOLA PPR

MELAMAR PEKERJAAN


Beberapa tips melamar pekerjaan :
  1. >>>Lamar pekerjaan yang anda minati dan yakin mampu melaksanakan.
  2. >>>Buatlah surat lamaran yang terkesan individual/personal khusus untuk perusahaan yang   dimaksud jangan membuat surat lamaran yang sudah diformat secara standard atau meniru /jiplak mentah-mentah dari buku.
  3. >>>Usahakan surat tsb singkat , faktual dan menarik dengan bahasa yang jelas dan penampilan yang menarik dalam arti : rapi ( tidak ada kesalahan dalam ejaan atau tatabahasa), bersih ( tinta hitam diatas kertas putuh, jangan ada koreksi seperti tippex atau perbaikan dengan pensil/bolpoin sebaiknya ketik dan cetak ulang saja ) dan selalu berusaha ditujukan kepada seseorang tertentu ( nama dan /atau jabatan yang spesifik ).
  4. >>>Surat lamaran maksimal hanya satu halaman, selalu disertai resume/ C.V. (curriculum vitae) anda dan memberi impresi pertama yang positif tentang anda.
  5. >>>Resume /C.V. anda sebaiknya memberi detil tentang dirimu mencakup latar belakang pendidikan, ketrampilan-ketrampilan yang anda miliki, pengalaman kerja ( full-time atau part-time atau free lance yg memberi anda kompetensi tertentu untuk melakukan suatu pekerjaan ), aktivitas (organisasi, masyarakat, olah raga ,dsb) dan prestasi – prestasi ( disekolah maupun luar sekolah) yang pernah anda raih. . Ciri resume / C.V. yang baik adalah : rapi, simpel, jujur dan akurat . Sebaiknya bersih dan disusun agar penyampaian informasi menarik dan mudah dibaca. Berilah jarak ( margin) pada semua sisi resume/c.v anda sebesar 1″ ( minimal 1/2″ kalau anda kekurangan space untuk mengisi informasi tentang diri anda.) Bagian putih ini membuat resume anda menarik, bersih dan mudah dibaca sekaligus memberi tempat bagi pembaca untuk membubuhkan catatan langsung pada resumemu. Gunakan kertas dan tinta yang sama dengan surat lamarannya.
  6. >>>Proof read ulang surat lamaran dan resume/C.V. anda Pastikan bahwa tidak ada kesalahan Tipografis, tatabahasa/ grammar, bahasa yang diulang-ulang/repetitif, layout yang kurang rapi (miring atau tidak lurus) ataupun kesalahan lain. Suatu kesalahan dalam ejaan saja bisa menyebabkan anda kehilangan kesempatan yang penting untuk memperoleh pekerjaan.
  7. >>>Silahkan membaca buku/literatur yang tersedia di toko-toko buku. Banyak yang mengulas cara-cara dan kiat yang efektif dalam menulis surat lamaran , resume/C.V. maupun wawancara.
READ MORE - MELAMAR PEKERJAAN

PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR)


Para tokoh pendidikan menyakini bahwa pendidikan bukan hanya untuk menciptakan para teknokrat dengan keahlian tinggi tetapi lebih dari itu, menunmbuhkan manusia-manusia terpelajar yang mau dan mampu memperjuangkan keadilan dalam kehidupan bersama yang membahagiakan. Inilah proses perubahan social menuju masyarakat dan dunia yang lebih baik. Pendidikan adalah instrumen untuk mencapai idealisme tersebut. Dengan demikian, pendidikan menemukan relevansinya sebagai kunci perubahan sosial. Maka pendidikan harus berhasil menumbuhkembangkan pribadi dan karakter siswa, sehingga dikemudian hari mereka siap menjadi pelaku perubahan-perubahan social yang tangguh. Keyakinan ini harus diwujudkan karena pendidikan berperan penting dalam upaya membangun kehidupan bersama yang diwarnai persaudaraan sejati, keadilan, solidaritas, dan bertanggungjawab.

A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan apa yang dikemukakan dalam latar belakang maka penulis menarik rumusan masalah sebagai berikut:
I. Bagaimana penerapan model Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam meningkatkan mutu 
   pendidikan?
II. Pengaruh penerapan model Paradigma Pedagogi reflektif dalam meningkatkan mutu pendidikan?
B. PEMBAHASAN
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan polapikir (paradigma=polapikir) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kemanusiaan (pedagogi reflektif = pendidikan kemanusiaan). Polapikirnya: dalam membentuk pribadi, siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut.
Melalui dinamika polapikir tersebut siswa diharapkan mengalami sendiri (bukan hanya mendapat informasi karma diberitahu). Melalui refleksi diharapkan siswa yakin sendiri (bukan karena patuh pada tradisi atau peraturan). Melalui aksi, siswa berbuat dari kemauannya sendiri (bukan karena ikut-ikutan atau takut sanksi). Pembentukan kepribadian diharapkan dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa nantinya memiliki komitmen untuk memperjuangkan kehidupan bersama yang lebih adil, bersaudara, bermartabat, melestarikan lingkungan hidup, dan lebih menjamin kesejahteraan umum.
Sampai sekarang pengalaman yang diberikan adalah pengalaman persaudaraan yang disampaikan berdasarkan kerjasama kelompok. Tujuannya, menumbuhkembangkan persaudaraan, solidaritas antarteman, dan saling menghargai yang merupakan aspek-aspek kemanusiaan. Langkah tersebut dipilih karena PPR berdasarkan kerja sama kelompok lebih mudah dipahami oleh guru-guru, lebih mudah dilaksanakan, dan lebih cepat tampak hasilnya. Pelaksanaan PPR memang masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Pelaksanaan pengembangan PPR terletak pada dasar dan tujuannya. Landasannya antara lain adalah materi pembelajarannya dan tujuannya adalah kemanusiaan yang lebih luas daripada sekadar persaudaraan.
1. Tata Cara Pelaksanaan PPR
Tiga unsure utama PPR adalah pengalaman, refleksi, dan aksi. Unsure yang belum disebutkan adalah konteks dan evaluasi. Gambaran pembinaan siswa melalui PPR untuk membentuk budaya alternative secara singkat adalah sebagai berikut:

C. KONTEKS
refleksi  : memperdalam pemahaman, mencari makna kemanusiaan, kemasyarakatan. menyadari 
               motivasi, dorongan, keyakinan.
aksi       : memutuskan untuk bersikap, berniat, berbuat. perbuatan konkret.
evaluasi: evaluasi ranah intelektual. evaluasi perubahan pola pikir, sikap, perilaku siswa.
pengalaman: mempelajari sendiri, latihan kegiatan sendiri (lawan ceramah). tanggapan efektif terhadap yang dilakukan, latihan dari yang dipelajari.

1) Konteks
Konteks untuk menumbuhkembangkan pendidikan antara lain sebagai berikut:
Pertama, wacana tentang nilai-nilai yang akan di kembangkankan agar semua angota komunitas, guru, dan siswa menyadari bahwa yang menjadi landasan pengembangan bukan aturan, perintah, atau sanksi-sanksi melainkan nilai-nilai kemanusiaan. Guru (fasilitator) perlu menyemangati mereka agar memiliki nilai seperti: persaudaraan, solidaritas, penghargaan terhadap sesame, tanggung jawab, kerja keras, kepentingan bersama, cinta lingkungan hidup, dan nilai-nilai yang semacam itu. Diharapkan semua anggota komunitas berbicara mengenai nilai-nilai.
Kedua, contoh-contoh penghayatan seperti nilai-nilai yang diperjuangkan, lebih-lebih contoh dari pohak guru. Kalau itu ada maka siswa akan cenderung untuk melihat, bersikap, dan berperilaku sesuai dengan nilai yang dihayatinya.
Ketiga, hubungan akrab, saling percaya, agar bisa terjalin dialog yang saling terbuka antara guru dan siswa. Setiap orang dihargai, ditunjukan kebaikannya, ditantang untuk melakukan yang benar dan baik. Idealnya, sekolah merupakan tempat bagi anak untuk belajar saling membantu, bekerjasama dengan semangat untuk menyatakan secara konkrit melalui perkataan dan perbuatan yang didasarkan pada idealisme bersama.

2) Pengalaman
Pengalaman untuk menumbuhkan persaudaraan, solidaritas, dan saling membantu adalah pengalaman bekerjasama dalam kelompok kecil yang “direkayasa” sehingga terjadi interaksi dan komunikasi yang intensif, ramah dan sopan, tenggang rasa, dan akrab.
Sering kali tidak mungkin guru (fasilitator) menyediakan pengalaman langsung mengenai nilai-nilai yang lain. Untuk itu siswa difasilitasi dengan pengalaman yang tidak langsung. Pengalaman yang tidak langsung diciptakan misalnya dengan membaca dan/atau mempelajari suatu kejadiaan. Selanjutnya guru (fasilitator) memberi sugesti agar siswa mempergunakan imajinasi mereka, mendengar cerita dari guru, melihat gambar sambil berimajinasi, bermain peran, atau melihat tayangan film/video.
Misalnya, ketika guru mengajar tentang energi (IPA) dan sekaligus ingin memberi siswa pengalaman tentang ketidakadilan. Siswa bisa diajak melihat ganbar dan membaca cerita tentang orang-orang yang bekerja ditambang batubara dan tinggal di gubuk-gubuk kumuh. Guru juga bisa mengajak mereka membayangkan keadaan pekerja-pekerja itu bersama dengan keluarga dan anak-anak mereka. Banyakorang diuntungkan dan hidup nyaman dari hasil tambang itu. Namun, para pekerja yang menghasilkan batubara tetap hidup menderita, hidup susah, dan miskin. Dengan cara demikian, siswa difasilitasi dengan pengalaman untuk mempelajari ilmu sekaligus “melihat” sendiri ketidakadilan itu. Siswa dapat mengalami sendiri (meskipun secara tidak langsung) dan memperoleh pengalaman mengenai ketidakadilan, bukan mendapat informasi tentang ketidakadilan.
3) Refleksi
Guru memfasilitasi dengan pertanyaan agar siswa terbantu untuk merefleksikan. Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang divergen (menyebar) agar siswa secara otentik dapat memahami, mendalami, dan menyakini temuannya. Siswa dapat diajak untuk diam dan hening untuk meresapi apa yang baru saja dibicarakan. Melalui refleksi, siswa menyakini makna nilai yang terkandung dalam pengalamannya. Diharapkan siswa membentuk pribadi mereka sesuai dengan nilai yang terkandung dalam pengalamannya itu.
4) Aksi
Guru memfasilitasi siswa dengan pertanyaan aksi agar siswa terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan hasil refleksinya. Dengan membangun niat dan berperilaku dari kemauannya sendiri, siswa membentuk pribadinya agar nantinya (lama-kelamaan) menjadi pejuang bagi nilai-nilai yang direfleksikannya.
5) Evaluasi
Setelah pembelajaran, guru memberikan evaluasi atas kompetensinya dari sis akademik. Ini adalah hal wajar dan merupakan keharusan. Sekolah memang dibangun untuk mengembangkan ranah akademik dan menyiapkan siswa menjadi kompeten di bidang studi yang dipelajarinya. Namun guru/sekolah juga perlu mengevaluasi apakah ada perkembangan pada pribadi siswa.

2. Pengembangan Pendidkan Melalui PPR
1) Budaya antikorupsi, antikekerasan, dan antiperusakan linkungan.
Kita dapat mencermati upaya menumbuhkan budaya ini satu per satu, misalnya sebagai berikut:
 Antikorupsi≈antinyontek.
Antikorupsi dapat diberikan dengan mengembangkan budaya antinyontek dengan strategi sebagai berikut:
• Diciptakan suasana atau wacana (sebagai konteks) bahwa lebih baik bekerja sendiri daripada nyontek: “bangga dengan pekerjaan sendiri”,”jujur”,”bertanggungjawab terhadap masa depan”…..
• Bila ada siswa kedapatan nyontek, guru jangan memarahinya tetapi mengajak untuk merefleksi.
• Dengan metode kerjasama kelompok, siswa diajak untuk bekerjakeras sehingga tumbuh rasa percaya diri, mampu mengikuti pelajaran dan yakin.
• Diadakan tes tanpa pengawasan atau tanpa pengawasan yang ketat.
• Diadakan refleksi dan aksi (mengenai nyotek).
 Antikekerasan≈persaudaraan, solidaritas dan, saling menghargai.
Konteksnya adalah wacana penghargaan dan pentingnya persaudaraan. Komunitas harus memberikan contohcontoh teladan seperti persaudaraan antar guru, antar guru dan siswa, dan antar siswa. Pengalaman persaudaraan diperoleh dari kerjasama dalam belajar, dengan menumbuhkan komunikasi dan interaksi yang intensif, akrab, saling membantu, dan saling memuji. Cara pengembangan persaudaraan, solidaritas, dan saling menghargai sebaiknya dilaksanakan disekolah. Pengalaman itu direfleksi dan ditanggapi dengan aksi, selanjutnya seluruh proses di evaluasi.
 Antiperusakan lingkungan≈mencintai lingkungan hidup.
Konteks mencintai lingkungan dikembangkan dengan wacana cinta lingkungan (bukan aturan atau sanksi):”mengatur kelas dengan rapi karena mencintai kelas yang nyaman dan indah”……pengalaman untuk mengembangkan cinta lingkungan dapat diperoleh dari prakti-praktik disekolah misalnya bersihkan kelas, membuat kelas bersih, nyaman, dan indah, atau memelihara kebun didepan kelas masing-masing. Jika perlu bisa ditambahkan dengan lomba kebersihan namun praktik tersebut perlu dilandasi dengan wacana cinta lingkungan.
2) Sikap kemanusiaan kritis.Pendidikan perlu mengembangkan siswa-siswanya tidak hanya pandai secara akademik, tetapi menjadi cerdas (bukan hanya pandai dalam bidang studi). Cerdas yang dimaksud adalah cerdas dalam bersikap, memutuskan, memilih, menilai, dan bertindak. Dengan kata lain cerdas adalah sikap kemanusiaan yang kritis.
Dengan bimbingan guru, siswa diajak untuk membahas masalah-masalah atau kejadia-kejadian yang dipaparkan dalam media massa untuk membentuk pendapat dan sikap kritis berdasarkan kaidah dan etika yang telah dipelajari. Berlandaskan sikap, keyakinan, nilai kemanusiaan/budaya alternative tersebut, siswa dilatih untuk menjadi cerdas. Dengan menyikapi dan menghayati nilai/budaya alternatif sebagai landasannya, siswa dilatih untuk membahas masalah actual kemasyarakatan secara kritis.
3) Religiositas terbuka.Religiositas telah menjadi pembelajaran wajib di sekolah. Agar pelajaran religiositas berdaya guna dalam mengembangkan sikap atau cara berpikir kritis, siswa tidak boleh hanya menerima (pasif). Materi ajar sebaiknya diberikan sebagai suatu pertanyaan atau masalah, sehingga pembelajaran bagi siswa menjadi praktik berpikir dan bekerja secara aktif. Dengan adanya berbagai masalah yang dijadikan tantangan, siswa aktif bernalar, bereksplorasi, dan berkreasi.
Melalui pembelajaran regiositas siswa dibantu untuk memahami dan menghayati nilai-nilai kehidupan dan nilai-nilai keagamaan.
4) Penalaran, eksplorasi, kreativitas, dan kemandirian.
Sangat diperlukan kemampuan penalaran, eksplorasi, kreativitas, dan kemandirian dalam belajarbaik bagi mereka yang akan sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun mereka yang Karena hambatan financial tidak mampu sampai ke jenjang yang lebih tinggi.
Untuk mengembangkan penalaran, materi pelajaran dikemas dan disampaikan kepada siswa sebagai masalah yang harus dipecahkan. Pertama-tama siswa harus merumuskan masalahnya, mencari data-data yang diperlukan, mencari solusinya, dan menguji apakah solusi tersebut tepat atau tidak. Dengan demikian siswa “dipaksa” bernalar, mencari jalan keluar, mencari data-data (eksplorasi), mengutak-atik solusi, dan mencari cara untuk mengujinya (kreativitas).
5) Kemahiran berbicara.
Sebagai calon pejuang, siswa diharapkan mampu memimpin. Uuntuk itu, siswa diharapkan mampu berbicara logis, runtut, menarik, dan berisi dalam bahasa yang baik dan benar. Kemampuan ini diharapkan terus berkembang sehingga siswa-siswi akan selalu berkembang dalam kepemimpinan selama studi dijenjang pendidikan yang lebih tinggi dan diharapkan tetap mempunyai komitmen dan keterampilan yang cukup untuk memperjuangkan perubahan sosial.

Pembelajaran berpola PPRpembelajaran berpola PPR adalah pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran bidang studi dengan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan. Pembelajaran bidang studi disesuaikan dengan konteks siswa. Sedangkan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan ditumbuhkembangkan melalui dinamika pengalaman, refleksi, dan aksi. Proses pembelajaran ini dikawal dengan evaluasi.
Secara praktis pembelajaran yang berpola PPR dapat dibandingkan dengan Rencana Pembelajaran (RP) berpola KBK atau KTSP sebagai berikut.
READ MORE - PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR)

UJI KOMPETENSI GURU


1. Ciri utama dari inovasi dalam pendidikan adalah kekhasan, kebaharuan, terencana dan mempunyai tujuan. Salah satu contoh dari penerapan bidang pendidikan tahun 2000-an adalah . . . .
A. Pembelajaran Kelas Rangkap
B. Lesson Study
C. PAKEM
D. CBSA
2. Inovasi merupakan suatu perubahan baru yang secara kualitatif berbeda dengan yang ada sebelumnya, disengaja, untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai tujuan. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh .
A. Santosa S. Hamidjaja
B. Mattew B. Milers
C. Sumantri Mulyani
D. Rabbin
3. Salah satu sifat perubahan dalam inovasi yaitu upaya penyusunan kembali berbagai komponen yang ada dalam siustem dengan maksud untuk menyesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan, disebut . . . .
A. Addition
B. Restructuring
C. Alternation
D. Substitution
4. Adalah proses komunikasi dimana terjadi pembagian informasi bersama untuk mencapai suatu kesepakatan bersama, pernyataan tersebut termasuk komunikasi . . . .
A. Linier
B. Kontradiktif
C. Konvergen
D. Collective
5. Adanya saling pemahaman dalam komunikasi konvergen termasuk ke dalam komunikasi . . . .
A. Information
B. Convergence
C. Mutual Understanding
D. Network Relationship
6. Proses komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dimana penerima pesan dan pengirim pesan mempunyai latar belakang berbeda, baik dari latar belakang sosial budaya, agama, pendidikan, karakteristik lain disebut . . . .
A. Heterofil
B. Homofil
C. Holomofil
D. Homogen
7. Tahap pada saat individu/kelompok mulai membentu sikap menyenangi atau tidak menyenangi terhadap inovasi dikategorikan . . . .
A. Tahap pengetahuan (kowledge)
B. Tahap bujukan (persuasion)
C. Tahap pengembalian keputusan (decision making)
D. Tahap implementasi (implementation)
8. Mencari penguatan terhadap keputusan inovasi yang dilakukan termasuk . . . .
A. Bujukan (persuasion)
B. Konfirmasi (confirmation)
C. Implementasi (implementation)
D. Pengembalian keputusan (decision making)
9. Suatu sistem sosial yang secara jelas mempersyaratkan kelompok orang/geografis melaksanakan suatu inovasi merupakan . . . .
A. Kegiatan pemeliharaan terbatas
B. Fasilitas fisik
C. Ukuran kewilayahan
D. Penggunaan waktu
10. Mengaitkan berbagai struktur dan hubungan antar manusia dalam organisasi untuk inovasi pendidikan termasuk ke dalam . . . .
A. Tujuan yang ingin dicapai
B. Prosedur yang digunakan
C. Kondisi normatif
D. Struktur social
READ MORE -