Meninggalkan Bulan Rosario ini, mengundangku untuk kembali bermenung,
bagaimana Tuhan menolongku dan mengabulkan doa-doaku melalui
pertolongan dan perantaraan Bunda Maria. Dan ternyata masih banyak juga
yang lain yang mengalami hal serupa, dalam pengalaman yang berbeda,
tetapi semuanya karena kekuatan Doa Rosario….Setahun yang lalu, aku bertemu seorang ibu muda yang mengisahkan
liku-liku perjalanan imannya. Beberapa kali, air matanya menetes dan
suara isak tangisnya terdengar saat dia menceritakan kisah ziarah
hidupnya yang tidak mudah itu.
Ibu ini berasal dari keluarga Katolik, dan bertumbuh sebagai wanita
Katolik. Namun kehendak Tuhan memang mungkin berbeda-beda jalan-Nya
untuk setiap orang termasuk dia. Dalam usia yang muda, dia menjadi yatim
piatu, karena orang tuanya meninggalkan dia dan saudara-saudaranya
dalam usia yang muda. Karena kesulitan hidup, perjalanan imannya menjadi
susah…
Kesulitan ekonomi membuatnya hanya mampu menyelesaikan pendidikan
hingga SMA, lalu ia bekerja seadanya. Kemudian dia bertemu dengan
seorang laki-laki yang berbeda agama dengannya. Cinta memang sering tak
bisa dipahami dengan akal. Karena laki-laki itu bekerja baik, dan
awalnya kelihatan sebagai seorang yang berhati lembut dan penyayang,
maka dia pun memutuskan untuk mengikuti suaminya, dan meninggalkan
imannya.
Namun ternyata semuanya berubah setelah ia menikah dan meninggalkan
imannya. Pelan-pelan sifat suaminya berubah dan yang aslinya muncul.
Ternyata dia seorang yang keras dan fanatik dengan agamanya. Lalu,
pekerjaan suaminya juga mulai mengalami kegagalan karena berbagai hal.
Ketika dia mulai memiliki anak, kebutuhan keluarga bertambah namun
penghasilan keluarga berkurang, sementara dia hanya menjadi ibu rumah
tangga sejak menikah. Dengan semua kesusahan hidupnya, ibu muda ini pun
hanya bisa pasrah.
Namun rencana Tuhan memang lain. Dalam ketidakpastian hidup dan masa
depan keluarga, tiba-tiba dia rindu kembali ke Gereja, mengikuti Misa,
dan menerima Komuni. Dia hanya mengurung niat itu dalam hatinya, karena
ia takut suaminya marah. Sampai suatu waktu, dia menyampaikan niatnya
itu kepada suami, dan ternyata benar suaminya marah dan menolak.
Mendengar itu, dia semakin sedih dan takut. Namun hatinya tetap
mengatakan untuk tidak menyerah. Lalu ia mulai berdoa Rosario sendirian.
Malam hari saat suaminya tidur atau waktu lain ketika dia sendirian di
rumah.
Suatu malam suaminya bermimpi. Dalam mimpi itu, dia melihat seorang
perempuan berpakaian putih berkilau, berparas cantik sekali, dan
wajahnya yang berseri-seri mendatanginya. Dia kaget melihatnya, namun
juga terkagum-kagum. Tiba-tiba dia terbangun, dan memandang istrinya
yang berbaring di sampingnya, namun tidak berkata apa-apa. Ketika bangun
pagi, dia mengatakan kepada istrinya, bahwa dia tidak berkeberatan
istrinya ke gereja. Beberapa hari kemudian, dia mengantar istrinya ke
gereja. Dan di sana dia sempat melihat patung Bunda Maria di dalam
gereja. Selesai Misa, dia menjemput kembali istrinya pulang ke rumah. Di
rumah dia bertanya, patung perempuan siapa yang ada di dalam gereja
itu. Istrinya hanya menjawab, itu patung Bunda Maria, Ibu Yesus…dan ia
pun hanya terdiam.
Dalam perjalanan waktu, ibu itu menceritakan kisah hidupnya kepada
pastor paroki, dan menyampaikan niatnya untuk kembali aktif ke gereja
dan menerima komuni. Pastornya lantas meminta dia untuk meresmikan
pernikahannya dalam Gereja Katolik. Mendengar itu hatinya bagai ditusuk
pedang, karena takut bagaimana reaksi suaminya kelak. Setiba di rumah,
dia menceritakan niatnya itu kepada suaminya, dan meminta suaminya untuk
merestui pernikahan mereka di gereja. Suaminya marah sekali mendengar
hal itu, namun ibu itu tidak menyerah. Terus menerus dia berdoa Rosario,
memohon pertolongan Bunda Maria.
Suatu waktu suaminya bermimpi lagi dikunjungi oleh perempuan
berpakaian putih, berparas cantik itu, mendatangi dia. Ia tersentak
kaget dan bangun dari tidurnya. Waktu itu, pikirannya mulai berubah. Ada
sebuah rasa dan pikiran aneh dalam dirinya karena dia menghalangi niat
itsrinya. Di waktu pagi, ia menceritakan mimpi itu kepada istrinya. Dia
bertanya lagi, “Siapa perempuan di gereja itu?” Istrinya menjawab, Itu
Bunda Maria, Ibu Yesus. Akhirnya sang suami itu pun menceritakan
mimpinya, bahwa ini yang kedua kali dia bermimpi didatangi perempuan
berpakaian putih dan berparas cantik itu. Dia mengakui bahwa perempuan
itu tidak berkata apa-apa, tetapi dia kagum melihatnya. Dan dia hanya
kaget saja, mengapa perempuan itu datang, dan mengapa dia bermimpi
setiap kali dia menghadapi tantangan berat sehubungan dengan permintaan
istrinya itu untuk kembali ke gereja dan menikah secara Katolik.
Lalu istrinya menceritakan siapa Bunda Maria itu dalam Gereja
Katolik. Bahwa Bunda Maria itu adalah Bunda Yesus yang dihormati di
dalam Gereja Katolik dan umat sering juga meminta pertolongan dan
doa-doanya kepada Tuhan, untuk kebutuhan mereka. Bunda Maria itu seperti
ibu bagi umat Katolik, yang selalu menolong mereka melalui doa dan
perantaraannya kepada Tuhan di Surga. Ibu itu pun menceritakan kepada
suaminya kalau dia juga selalu berdoa memohon pertolongan Bunda Maria
melalui Doa Rosario. Suaminya pun heran, dan menjadi berubah. Suaminya
meminta kepada istrinya, untuk terus mendoakan keluarga mereka dan
meminta pertolongan Bunda Maria itu untuk kebutuhan keluarga mereka.
Istrinya sangat bahagia mendengar perkataan dan perubahan sikap
suaminya.
Setelah peristiwa itu, suaminya memutuskan untuk menyetujui niat
istrinya merestui pernikahan mereka dalam Gereja. Setelah melewati
persiapan yang cukup panjang, mereka pun menikah di gereja, walau
suaminya tetap memeluk agamanya sendiri. Sejak saat itu, semuanya
berjalan baik adanya. Pelan-pelan, keluarga suaminya mengetahui bahwa ia
sudah kembali ke gereja, dan mereka pun lama kelamaan bisa menerima
kenyataan itu.
Tak lama kemudian, dia mendapat pekerjaan, walau sederhana tapi bisa
menghidupi keluarganya, berkat pengumuman yang diperolehnya di gereja.
Suaminya pun mengalami banyak perubahan. Sejak saat itu, dia berjanji
untuk mengantar dan menjemput istrinya di gereja, dan bahkan menunggu di
luar gereja sampai Misa selesai. Kemudian, karena pengalaman
pertolongan Bunda Maria itu, ibu ini mulai aktif ke gereja setiap hari
Minggu, dan Misa Jumat Pertama, lalu mengikuti Legio Maria. Suaminya
selalu mendukungnya, dan setia mengantar dan menjemputnya. Dia selalu
berpesan, “Jangan lupa doakan keluarga kita dan terus meminta Sang Bunda
itu untuk menolong kita, ya Ma..” Pesan itu selalu membuat istrinya
terharu, dan membuat dia semakin bersemangat dalam imannya dan berdoa
Rosario.
Tahun lalu, ketika aku menemuniya, sudah lebih dari dua tahun ibu itu
kembali ke Gereja, dan keluarganya pelan-pelan berubah. Suaminya pun
mulai memiliki usahanya sendiri dan berjalan lancar. Ibu ini pun tak
henti-hentinya bersyukur kepada Tuhan dan kepada Bunda Maria. Dan Sabda
Bahagia yang dicapkan Yesus pun terngiang di hati kita, “Berbahagialah
orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang
yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah
orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.”
(Matius 5: 4-6)
Semoga pertolongan doa Bunda Maria pun selalu menyertai kita
sekalian. Marilah kita semakin tekun berdoa Rosario, dan juga mengikuti
Misa Kudus, untuk menerima Kristus melalui santapan Tubuh dan Darah-Nya
setiap hari, amin.